MERANGIN- Saat ini peternak di Kabupaten Merangin, Jambi sangat susah untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak karena hanya terpaku kepada rumput liar. Sementara semua lahan di wilayah ini hampir keseluruhan telah berubah menjadi lahan perkebunan kelapa sawit dan karet. Untuk memenuhi kebutuhan pakan ternaknya, peternak harus mencari rumput yang jaraknya puluhan kilometer dari rumahnya.
Mengetahui Dosis pemupukan kelapa sawit yang benar merupakan impian bagi setiap petani dan pengusaha kelapa sawit hingga saat ini. Karena komoditas tanaman yang cendrung stabil terhadap pendapatan secara ekonomi ialah kelapa sawit. Walaupun terkadang harga anjlok, tapi hal itu tidak terjadi sepanjang tahun, karena produk turunan yang dihasilkan sangat beragam dan berguna bagi kebanyakan industri diantaranya adalah minyak goreng, biodiesel dan industri dibidang kecantikan. Ketiga bidang industri yang saya sebutkan di atas selalu membutuhkan CPO dalam jumlah yang sangat besar. Sehingga ada kalanya harga TBS kembali melonjak naik secara signifikan. Biasanya kita sering mengalami pada saat harga TBS mengalami kenaikan, justru produksi TBS di kebun kelapa sawit kita sedikit dan menurun. Hal ini justru sangat tidak kita harapkan, dimana pada saat harga merangkak naik tetapi produksi TBS malah semakin turun. Oleh sebab itu, upaya yang harus kita lakukan adalah mempertahankan jumlah produksi TBS agar pada saat harga naik, produksi juga masih optimal. Walaupun terkadang terjadi penurunan produksi TBS tetapi hal itu tidak secara signifikan sehingga kita merasakan kenaikan harga TBS tersebut. Mudah-mudahan bisa untuk nambah kebun lagi, Hehehe⦠Upaya yang dapat kita lakukan untuk tetap mempertahankan jumlah produksi TBS adalah sudah pasti perawatan dan pemupukan tanaman kelapa sawit. Perawatan tanaman kelapa sawit bisa saja kita lakukan dengan melihat kondisi secara visual. Misalkan saja, ketika gulma di kebun kelapa sawit semakin banyak, pekerjaan yang kita lakukan adalah menanggulangi gulma tersebut apakah dengan metode chemist penyemprotan atau mekanik pembabatan. Saya tidak membahas metode mana yang dianjutkan, karena saat ini kita fokus membahas mengenai Dosis Pemupukan Kelapa Sawit Yang Benar. Sehingga pemilihan kedua metode tersebut kembali kepada Saudara/i sekalian. Pemupukan tanaman kelapa sawit inilah yang harus kita perhatikan semaksimal mungkin, selain menjadi faktor kunci dalam peningkatan dan mempertahankan produksi TBS tetapi juga menyerap biaya anggaran yang sangat besar jika tidak di manajemen dengan bijak dan baik. Kami sering mendapatkan beberapa pertanyaan dari para petani kelapa sawit yaitu Pupuk apa yang cocok untuk tanaman kelapa sawit saya pada usia xx tahun xx=usia tanam?Berapa dosis yang tepat untuk tanaman kelapa sawit saya?Untuk meningkatkan produksi TBS, pupuk apa yang cocok?Lahan di kebun kelapa sawit saya gambut, pupuk apa yang cocok untuk kebun saya?Lahan di kebun kelapa sawit saya mineral dengan tekstur berpasir, pupuk apa yang cocok digunakan?Pupuk merek ***** bagus tidak untuk kelapa sawit di kebun saya?Saya sudah menggunakan NPK 16-16-16 tapi mengapa produksinya tidak bertambah juga?Pupuk tunggal merek ****** bagus tidak jika saya gunakan untuk tanaman sawit dikebun saya?Saya medapatkan penawaran dari distributor ***** untuk menggunakan pupuk *****, apakah pupuk tersebut bagus untuk tanaman kelapa sawit di kebun saya? Jawaban dari semua pertanyaan diatas sangat simpel. Yang pertama adalah kita harus mengetahui kualitas pupuk yang akan dibeli atau digunakan. Selanjutnya adalah kita harus mengetahui status level unsur hara yang terkandung di dalam daun kelapa sawit dan tanah. Untuk mengetahui kualitas, status level unsur hara di daun dan tanah mau tidak mau, setuju atau tidak kita harus melakukannya di laboratorium dengan cara menguji kandungan yang ada pada pupuk, daun dan tanah. Muncul statemen lagi āBiaya uji laboratorium mahalā āSaya tidak sanggup membayarnya dari pada membayar untuk uji lab mending saya buat untuk beli pupuk atau biaya perawatan kebunā Inilah statement yang salah besar dan harus dihilangkan dari pemahaman kita. Mengapa saya katakan demikian? Karena biaya uji lab itu tidak mahal dibanding dengan manfaat besar yang akan kita dapatkan. Saya berani mengatakan seperti itu karena sudah banyak Petani yang kami temui dan kami evaluasi ternyata dengan menginvestasikan sejumlah uang, mereka mendapatkan keuntungan yang luar biasa yaitu terjadinya peningkatan dan stabilitas produksi TBS. Sehingga pada saat harga TBS mulai naik, kita juga merasakan keuntungan yang luar biasa dari kenaikan harga TBS tersebut.
Dosisatau takaran yang mereka pakai adalah sama untuk setiap jenis pupuk (Urea, SP, dan KCL) adalah masing masing 1,5 sampai 2 kg untuk satu pohon untuk umur kelapa sawit diatas 4 tahun. Sedangkan untuk tanaman umur 0 sampai 4 tahun dosis yang diberikan petani adalah sebanyak 0,5 kg - 2 kg/ pokok. Pemupukan merupakan salah satu syarat pemeliharaan tanaman termasuk pada tanaman kelapa sawit yang selama ini menjadi penghasil bahan baku utama untuk produksi minyak sawit. Namun sering terjadi persoalan-persoalan yang dialami para petani saat proses pemupukan seperti jenis pupuk yang tidak tepat dan dosis pupuk yang tidak sesuai dengan kebutuhan dilapangan sehingga para petani mendapatkan hasil panen yang tidak sebanding dengan jumlah biaya yang telah dikeluarkan untuk penggunaan pupuk. untuk mengatasi persoalan mengenai penentuan jumlah dosis pupuk diterapkan metode simple additive weightig SAW yang diimplementasikan dalam sistem pengambilan keputusan dalam menentukan dosis pemupukan pada tanaman kelapa sawit dengan menggunakan pupuk organik cair POC NASA. Proses pengolahan data yang telah didapat dari hasil pengujian sampel laboratorium oleh asosiasi Sawitku Masa Depanku SAMADE dianalisa dengan metode SAW untuk menentukan alternatif terbaik yang akan dijadikan sebagai acuan pada proses perhitungan terhadap rekomendasi dosis pupuk dengan cara membandingkan hasil konversi nilai setiap kriteria pada alternatif terpilih. Dari penelitian yang dilakukan dan telah diimplementasikan kedalam aplikasi yang dibangun berbasis android dapat memberikan hasil berupa rekomendasi jumlah dosis pupuk POC NASA terhadap tanaman kelapa sawit. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free IT Journal Research and Development ITJRD Maret 2021, E-ISSN 2528-4053 P-ISSN 2528-4061 DOI 147 Journal homepage http/ Perancangan Aplikasi Penentuan Dosis Pemupukan Kelapa Sawit Menggunakan Metode SAW Berbasis Android Fitri Ayu1, Ari Mustofa2 Program Studi Manajemen Informatika, AMIK Mahaputra Riau 1,2 fitriayu arytafa History Dikirim 19 Agustus 2020 Direvisi 06 Oktober 2020 Diterima 04 November 2020 Pemupukan merupakan salah satu syarat pemeliharaan tanaman termasuk pada tanaman kelapa sawit yang selama ini menjadi penghasil bahan baku utama untuk produksi minyak sawit. Namun sering terjadi persoalan-persoalan yang dialami para petani saat proses pemupukan seperti jenis pupuk yang tidak tepat dan dosis pupuk yang tidak sesuai dengan kebutuhan dilapangan sehingga para petani mendapatkan hasil panen yang tidak sebanding dengan jumlah biaya yang telah dikeluarkan untuk penggunaan pupuk. untuk mengatasi persoalan mengenai penentuan jumlah dosis pupuk diterapkan metode simple additive weightig SAW yang diimplementasikan dalam sistem pengambilan keputusan dalam menentukan dosis pemupukan pada tanaman kelapa sawit dengan menggunakan pupuk organik cair POC NASA. Proses pengolahan data yang telah didapat dari hasil pengujian sampel laboratorium oleh asosiasi Sawitku Masa Depanku SAMADE dianalisa dengan metode SAW untuk menentukan alternatif terbaik yang akan dijadikan sebagai acuan pada proses perhitungan terhadap rekomendasi dosis pupuk dengan cara membandingkan hasil konversi nilai setiap kriteria pada alternatif terpilih. Dari penelitian yang dilakukan dan telah diimplementasikan kedalam aplikasi yang dibangun serta penilaian kuisioner dari sampel 90 orang petani yang tergabung dalam kelompok tani agro lestari, terhadap sistem yang di buat, di dapat tingkat kepuasan user sebesar 82,4% jadi aplikasi yang dibangun berbasis android dapat memberikan hasil yang sangat baik dalam memberikan rekomendasi jumlah dosis pupuk POC NASA yang tepat terhadap tanaman kelapa sawit. Kata Kunci Android Kelapa Sawit Pemupukan SAW SPK Ā© This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike International License. Koresponden Fitri Ayu Program Studi Manajemen Informatika AMIK Mahaputra Riau Jln. HR. Soebrantas No. 77, Pekanbaru, Indonesia, 28294 Email fitriayu 1. PENDAHULUAN Tanaman Kelapa sawit Elaeis guineensis Jacq merupakan komoditas perkebunan andalan Indonesia khususnya Provinsi Riau, Tanaman ini memiliki prospek yang sangat baik untuk dikembangkan sebagai sumber perolehan devisa negara. Kelapa sawit menghasilkan minyak nabati terbesar di Indonesia, yaitu per hektar 5-7 kali lebih besar dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak lainnya [1]. Oleh karena itu, tanaman kelapa sawit menjadi salah satu tanaman penting IT Jou Res and Dev, Maret 2021 147 - 157 Ayu, Perancangan Aplikasi Penentuan Dosis Pemupukan Kelapa Sawit Menggunakan Metode Saw Berbasis Android penghasil minyak di dunia dan dibudidayakan secara luas di Asia tenggara termasuk Malaysia, Indonesia, dan Thailand [2]. Kelapa sawit umumnya dibudidayakan pada tanah tropik yang memiliki tingkat kesuburan kimia rendah dan kesuburan fisik yang beragam [3]. Secara umum produktivitas tanaman kelapa sawit dipengaruhi oleh faktor lingkungan, genetik dan teknik budidaya [4]. Pemupukan merupakan faktor utama untuk mengatasi kondisi tanah yang marjinal khususnya dalam hal kesuburan tanah, sehingga dibutuhkan keseimbangan dosis dan jenis pupuk yang digunakan [5]. Pemupukan dengan dosis yang tepat dan jadwal yang teratur akan mempercepat produktivitas tanaman kelapa sawit. Pemberian pupuk dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan hara yang tidak dapat disediakan oleh tanah, Pupuk Organik Cair POC NASA merupakan unsur-unsur hara makro yang berperan penting dalam pertumbuhan tanaman kelapa sawit. Pupuk ini terbuat dari bahan-bahan organik yang diproduksi oleh Nusantara NASA yang dirancang secara khusus terutama untuk mencukupi kebutuhan nutrisi lengkap tanaman [6]. Pada penelitian ini, peneliti mencoba melakukan pengamatan langsung pada perkebunan kelapa sawit masyarakat yang tergabung dalam kelompok tani Agro Lestari yang mana kelompok tani ini masih melakukan cara manual baik dalam pemberian pupuk maupun penentuan jumlah dosis pupuk yang akan diaplikasikan ke tanaman kelapa sawit tanpa adanya pemanfaatan teknologi dan perhitungan yang jelas. Sehingga terjadi ketidak seimbangan antara pemakaian pupuk dengan hasil yang diperoleh petani. Dari pengamatan tersebut, peneliti mencoba merancang sebuah Aplikasi Penentuan Dosis Pemupukan Kelapa Sawit Menggunakan Metoda SAW Berbasis Android yang merupakan bagian dari sistem informasi berbasis komputer termasuk sistem berbasis pengetahuan yang melakukan pendekatan untuk menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu pihak tertentu dalam menangani permasalahan dengan menggunakan data dan model, sehingga dapat digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan pemberian dosis pemupukan yang tepat untuk tanaman kelapa sawit [7]. Dalam sistem yang akan dirancang, peneliti mencoba menerapkan metode Simple Additive Weighting SAW yang merupakan salah satu teknik MADM yang paling banyak digunakan untuk menghitung nilai akhir alternatif. Dalam teknik SAW, skor akhir masing-masing alternatif dihitung beserta peringkatnya [8]. Sehingga Aplikasi yang dirancang diyakini dapat menangani permasalahan pada kelompok tani Agro Lestari karena di implementasikan dalam bentuk sebuah Aplikasi Berbasis Mobile yang dapat membantu memberikan rekomendasi dosis pemupukan dengan POC NASA yang tepat untuk tanaman kelapa sawit yang dapat digunakan secara mudah dan praktis oleh para petani kapanpun dan dimanapun. Penelitian lain yang pernah dilakukan yaitu tentang āPemupukan dan Penentuan Dosis Pupuk Spesifikasi Lokasi Pada Plasma Perkebunan Kelapa Sawit di Perkebunan PT Unit PTPN Perkebunan XIV Luwu Timur Burauā yang dilakukan oleh Amelia Hidayah 2017, dari penelitian ini dapat diketahui dosis pemupukan yang dilakukan oleh perkebunan inti dan perkebunan plasma telah sesuai dengan rekomendasi kebutuhan hara spesifik lokasi [9]. 2. METODE PENELITIAN Adapun tahapan kegiatan yang dilakukan menuju penyelesaian sistem dalam penelitian ini, mengikuti metode pengembangan sistem klasik, seperti terlihat pada gambar 1 berikut a. Requirement Kebutuhan Sistem Sistem yang dibangun ini bertujuan untuk mengatasi masalah user atau petani dalam menentukan dosis pemupukan melalui penggunaan Aplikasi Penentuan Dosis Pemupukan Kelapa Sawit Menggunakan Metode SAW Berbasis Android. Android dimulai dari mengumpulkan data yang digunakan, yaitu data dari pengujian sampel kebun sawit masyarakat yang diteliti oleh asosiasi sawitku masa depanku SAMADE dan melakukan interview terhadap petani sawit serta studi kepustakaan untuk mendapat referensi penunjang untuk proses selanjutnya yaitu menganalisa kebutuhan sistem, memahami teknik yang akan IT Jou Res and Dev, Maret 2021 135 - 146 Ayu, Perancangan Aplikasi Penentuan Dosis Pemupukan Kelapa Sawit Menggunakan Metode Saw Berbasis Android digunakan dalam pengolahan data yang telah diperoleh dari tahapan requirement dan menganalisa apa saja yang akan digunakan baik hardware maupun software dalam membangun aplikasi android. Gambar 1. Metode Penelitian b. Design Sistem Sistem Aplikasi rekomendasi penentuan pemupukan berbasis android dirancang sebagai aplikasi berbasis client server yang mana database berada pada komputer server sementara aplikasi absensi diinstal pada masing-masing perangkat mobile dari pengguna dan bertindak sebagai client yang berfungsi untuk menginput data sampel uji, selanjutnya data sampel uji diolah dengan menggunakan metode SAW untuk mendapatkan hasil rekomendasi pemupukan. Kemampuan metode SAW untuk melakukan penilaian secara lebih tepat karena di dasarkan pada nilai kriteria dan bobot preferensi yang sudah ditentukan, merupakan alasan pemilihan metode ini dalam penelitian. Untuk mengelola data pendukung dalam menentukan rekomendasi pemupukan kelapa sawit diperlukan sebuah aplikasi berbasis desktop yang digunakan sebagai pusat untuk mengatur data pendukung yang akan digunakan untuk proses penentuan rekomendasi pemupukan, seperti terlihat pada gambar 2. Gambar 2. Design system c. ERD Entity Relationship Diagram Entity Relationship Diagram digunakan untuk memodelkan struktur data serta hubungan antar data, untuk dapat menggambarkannya digunakan beberapa notasi serta simbol[10]. Database berperan sangat penting dalam sistem penentuan dosis pemupukan, untuk menyimpan informasi yang dibutuhkan. Dalam database terdiri dari sejumlah tabel yang digunakan untuk menyimpan berbagai kelompok data yang diperlukan untuk mengelola data rekomendasi pemupukan, pada dasarnya ada beberapa tabel khusus seperti data kebun, data sampel, alternatif, data bobot kriteria, normalisasi dan perangkingan seperti terlihat pada gambar 3. IT Jou Res and Dev, Maret 2021 147 - 157 Ayu, Perancangan Aplikasi Penentuan Dosis Pemupukan Kelapa Sawit Menggunakan Metode Saw Berbasis Android Gambar 3. Entity Relationship Diagram d. Implementasi Sistem aplikasi penentuan dosis pemupukan diimplementasikan untuk proses rekomendasi pemupukan, diawali dengan user menginstal aplikasi berbasis android melalui file apk, selanjutnya user melakukan login untuk masuk kemenu aplikasi. Setelah login berhasil aplikasi akan menampilkan menu data sampel. Untuk proses penentuan rekomendasi pupuk dilakukan dengan cara menginput data sampel yang sebelumnya sudah di rekapitulasi. Selama proses aplikasi melakukan pengecekan terhadap data sampel dan menentukan kriteria dan alternatif. Setelah pengecekan berhasil maka aplikasi akan membuat rating kecocokan pada setiap kriteria dan alternative. Aplikasi akan membuat list Perangkingan penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R dengan vektor bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih menjadi alternatif terbaik A sebagai referensi acuan yang akan digunakan dalam proses penentuan dosis pupuk. Selanjutnya aplikasi melakukan proses perhitungan perbandingan terhadap alternatif terpilih yang akan menghasilkan sebuah rekomendasi dosis pupuk POC pada tanaman kelapa sawit. seperti terlihat pada gambar 4 dan gambar 5. Gambar 4. User mempersiapkan aplikasi Gambar 5. Proses Rekomendasi Pemupukan IT Jou Res and Dev, Maret 2021 135 - 146 Ayu, Perancangan Aplikasi Penentuan Dosis Pemupukan Kelapa Sawit Menggunakan Metode Saw Berbasis Android e. Verifikasi Pada tahap ini dilakukan proses pengujian terhadap hasil analisa menggunakan metode Simple Additive Weighting SAW yang sudah disematkan kedalam aplikasi yang dirancang untuk membantu dalam pengolahan data yang bertujuan untuk mengetahui apakah sudah sesuai dengan tujuan yang diharapkan, dimulai dengan memilih data kebun yang sudah diinput kedalam database, selanjutnya aplikasi akan melakukan perhitungan dengan tahapan SAW yang sudah diatur dalam aplikasi dan hasil akhir akan menampilkan data rekomendasi dosis pemupukan yang tepat yang harus digunakan oleh petani untuk tanaman sawit mereka. f. Pemeliharaan Sistem Sistem Aplikasi yang sudah dibangun, perlu dilakukan maintenance untuk menghindari masalah yang kemungkinan sewaktu-waktu bisa terjadi yang dapat menghambat penggunaan Aplikasi sewaktu digunakan oleh user atau para petani, meng-upgrate perubahan baik data ataupun faktor lingkungan yang terjadi, selain itu pemeliharaan sistem juga perlu dilakukan untuk meningkan kehandalan dari system yang telah dibangun. Untuk menentukan rekomendasi Dosis Pupuk Organik Cair POC NASA terhadap tanaman kelapa sawit dengan metode Simple Additive Weighting SAW dapat dilihat pada gambar 6 berikut. Gambar 6. Tahapan Menentukan Rekomendasi POC NASA Tahapan Metode Simple Additive Weighting SAW 1. Mempersiapkan Data Pengujian Data sampel pengujian didapat dari hasil uji lab yang dilakukan oleh Asosiasi Samade, yaitu data sampel uji dari Daun, Pelepah dan Tanah dengan lokasi pengambilan sampel pada bagian Depan, tengah dan Belakang. 2. Menentukan Kriteria C Berdasarkan data sampel yang ada, kriteria yang akan digunakan terdiri dari NatriumN, Fosfor F, KaliumK, MagnesiumMg, KalsiumCa dan BoronB. Alternatif yang digunakan dalam pengambilan keputusan terdiri dari Daun, Pelepah dan Tanah yang masing-masing diambil dari Areal Bagian Depan, tengah dan Belakang. 3. Membuat rating kecocokan pada setiap kriteria pada setiap alternative Proses menentukan rating kecocokan, dimulai dari mendefenisikan atribut yang menjadi alternatif dalam pengambilan keputusan. Selanjutnya dibuat suatu tingkat kepentingan kriteria berdasarkan nilai bobot yang telah ditentukan ke dalam bilangan fuzzy dan disimbolkan dengan W. dengan persamaan yaitu IT Jou Res and Dev, Maret 2021 147 - 157 Ayu, Perancangan Aplikasi Penentuan Dosis Pemupukan Kelapa Sawit Menggunakan Metode Saw Berbasis Android 1 dimana Wn menyatakan nilai rating kecocokan untuk Kriteria ke-n, yang didapat dari hasil bagi terhadap urutan Kriteria Ke-n Wj dengan Jumlah Keseluruhan dari Kriteria Ewj. Setelah didapatkan nilai rating kecocokan pada setiap kriteria akan ditentukan nilai bobotnya yang terdiri dari 3 atribut fuzzy, yaitu RendahR, OptimumO dan Berlebihan B 4. Membuat matrik keputusan berdasarkan Kriteria C Setelah diketahui nilai rating kecocokan dan bobot dari setiap kriteria, selanjutnya dibuat matrik keputusan dengan cara mengubah data hasil konversi nilai bobot pada setiap alternatif berdasarkan nilai bobot masing-masing kriteria C. 5. Melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut, sehingga diperoleh matrik ternormalisasi R. Selanjutnya dilakukan proses normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R dengan persamaan berikut ,š&& š&' ā¦š'& š'' ā¦š& š' ā¦ā¦ š&!⦠š'!⦠š!. 2 Setelah matrik keputusan terbentuk, selanjutnya melakukan normalisasi terhadap matrik keputusan dengan menggunakan persamaan berikut 6. Melakukan proses perankingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R dengan vektor bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih menjadi alternatif terbaik A sebagai referensi acuan yang akan digunakan dalam proses penentuan dosis pupuk. Setelah proses normalisasi dilakukan atau matrik ternormalisasi sudah didapatkan, tahap terakhir untuk mendapatkan proses perangkingan Vi yaitu dengan cara mengalihkan bobot W pada setiap kriteria yang sudah ditentukan dengan matrik yang telah ternormalisasi R dengan menggunakan persamaan berikut 4 Berdasarkan data hasil perhitungan bobot preferensi, selanjutnya dilakukan proses perangkingan terhadap hasil perhitungan untuk mendapatkan alternatif terbaik. 7. Melakukan proses perhitungan perbandingan terhadap alternatif terpilih yang akan menghasilkan sebuah rekomendasi dosis pupuk POC NASA pada tanaman kelapa sawit. Setelah alternatif telah didapatkan, selanjutnya melakukan proses perbandingan terhadap jumlah komposisi yang ada pada pupuk organic cair POC NASA terhadap jumlah kandungan unsur yang ada pada setiap kriteria pada alternatif terpilih yaitu ⢠Konversi setiap Kiteria pada alternatif terpilih dengan Kemasan POC NASA ⢠Bandingkan hasil konversi dengan jumlah Komposi Setiap kriteria di setiap Volume POC NASA Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini di dapat dari hasil penelitian laboratorium yang dikeluarkan oleh Asosiasi SAMADE Wilayah Riau yang sebelumnya di dapat dari penelitian langsung pada perkebunan kelapa sawit masyarakat, seperti data pertumbuhan tanaman kelapa sawit, data pengujian contoh daun dan pelepah kelapa sawit, serta data pengujian contoh tanah. IT Jou Res and Dev, Maret 2021 135 - 146 Ayu, Perancangan Aplikasi Penentuan Dosis Pemupukan Kelapa Sawit Menggunakan Metode Saw Berbasis Android Konsep Teori Simple Additive Weighting SAW SAW merupakan metode yang menggunakan teknik atau cara penjumlahan terbobot, dasar konsep SAW dimulai dari mencari hasil jumlah terbobot dari proses rating kinerja yang ada pada tiap alternatif pada semua atribut [11]. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan X ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada [12]. Kelebihan SAW dibandingkan dengan pemodelan yang sama adalah terletak pada kesanggupan dalam melakukan penilaian lebih tepat, karena berdasarkan pada nilai C dan bobot yang telah ditetapkan, selain itu SAW juga mampu memilih Vi, alternatif yang paling baik dari daftar Vi, yang ada karena adanya pengaruh dari proses perankingan setelah menentukan nilai bobot untuk setiap atribut. Kelapa Sawit Kelapa sawit Elaeis guineensis Jacq. merupakan komoditi unggul dari perkebunan yang dikategorikan penting di Indonesia sebagai sumber penyokong pendapatan negara. Indonesia saat ini adalah produsen minyak sawit dari asean yang terbesar di dunia dari negara lainnya [13]. Minyak nabati merupakan hasil dari tanaman sawit yang sampai sekarang memiliki keunggulan yang lebih jika dibandingkan dengan tanaman lain yang menghasilkan produk yang sama yaitu produktivitas yang tinggi mencapai +4 ton ha-1 Crude Palm Oil CPO, serta disisi umur tanaman yang ekonomis dan panjang serta mudah beradaptasi dengan lingkungan tanaman. Produk minyak sawit juga dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bahan pangan maupun non pangan, dan bahan bakar yang renewable. Android Android merupakan salah satu sistem operasi mobile open source yang memungkinkan pengguna dapat mengembangkan aplikasi yang akan dijalan diatas sistem operasi android [14]. Sehingga banyak para pengguna lebih menggunakan sistem operasi android dalam mengembangkan aplikasi dan dapat digunakan secara mudah dan portable. Aplikasi yang dibangun dalam penelitian ini, merupakan aplikasi yang dikembangkan untuk dijalankan di android untuk membantu para pengguna atau petani dalam hal pemberian dosis pemupukan POC NASA yang tepat terhadap tanaman kelapa sawit. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian ini adalah berupa sistem aplikasi Penentuan Pemupukan Kelapa sawit menggunakan metode SAW berbasis Android. Dimana aplikasi ini dibagi menjadi dua jenis, aplikasi pertama adalah aplikasi berbasis desktop yang digunakan untuk mengelola data pendukung yang diperlukan dalam proses Penentuan Rekomendasi. Sementara aplikasi berikutnya adalah Aplikasi berbasis android untuk keperluan proses menentukan hasil rekomendasi pemupukan POC Terhadap Kelapa sawit. Dalam proses pengujian aplikasi yang dilakukan oleh user dalam menentukan rekomendasi pupuk mampu menampilkan data rekomendasi berdasarkan data sampel tanah, daun dan pelepah. Dari aplikasi yang dibangun juga dilakukan penilaian kuisioner dari sampel 90 orang petani yang tergabung dalam kelompok tani agro lestari, terhadap sistem yang di buat, dan di dapat tingkat kepuasan user sebesar 82,4% jadi aplikasi yang dibangun berbasis android dapat memberikan hasil yang sangat baik dalam memberikan rekomendasi jumlah dosis pupuk POC NASA yang tepat terhadap tanaman kelapa sawit. Halaman Aplikasi Desktop Aplikasi berbasis desktop merupakan aplikasi yang dibangun untuk mengelola seluruh data pendukung yang diperlukan dalam proses penentuan dosis pemupukan. Pada aplikasi ini terdapat menu antara lain Data rekap uji data sampel kebun, manajemen data Kriteria dan bobot, manajemen data bobot Preferensi, manajemen data matrik keputusan. Untuk hierarki sistem aplikasi pengelolaan data pendukung pemupukan, seperti terlihat pada gambar 7 ā 10 berikut. IT Jou Res and Dev, Maret 2021 147 - 157 Ayu, Perancangan Aplikasi Penentuan Dosis Pemupukan Kelapa Sawit Menggunakan Metode Saw Berbasis Android Gambar 7. Rekap data uji sampel kebun Gambar 8. Tampilan Kriteria dan Bobot Gambar 9. Bobot Preferensi Gambar 10. Matrik Keputusan Halaman Aplikasi Android Proses utama untuk memulai penggunaan Aplikasi rekomendasi Menggunakan metode SAW Berbasis Android ini yaitu dengan mengklik menu Login, yang membutuhkan username dan password pengguna, seperti terlihat pada gambar 11. Gambar 10. Menu Login Setelah berhasil Login akan masuk ke Menu Pilihan data terlihat pada gambar 11. IT Jou Res and Dev, Maret 2021 135 - 146 Ayu, Perancangan Aplikasi Penentuan Dosis Pemupukan Kelapa Sawit Menggunakan Metode Saw Berbasis Android Gambar 11. Datfar Kebun Kemudian proses penentuan rekomendasi dapat dilakukan setelah memilih data kebun dan selanjutnya aplikasi akan menampilkan data sampel kebun. Setelah itu, aplikasi mengolah data sampel menggunakan metode SAW untuk mendapatkan hasil rekomendasi pupuk sesuai dengan data sampel yang ada seperti terlihat pada gambar 12. Gambar 12. Data sampel Kebun a b c Gambar 13 a Tampilan Datftar kriteria & bobot,b data Perangkingan, c hasil Rekomendasi dosis POC IT Jou Res and Dev, Maret 2021 147 - 157 Ayu, Perancangan Aplikasi Penentuan Dosis Pemupukan Kelapa Sawit Menggunakan Metode Saw Berbasis Android 4. KESIMPULAN Penelitian ini telah berhasil dilakukan dan memberikan beberapa kesimpulan yaitu 1. Aplikasi yang dibangun mampu mengatasi persoalan-persoalan dalam proses penentuan rekomendasi dosis POC NASA pada tanaman kelapa sawit secara praktis karena berbasis android dengan mengimplementasikan metode SAW. Dan dari aplikasi yang dibangun telah dilakukan penilaian kuisioner dari sampel 90 orang petani yang tergabung dalam kelompok tani agro lestari, dan di dapat tingkat kepuasan user sebesar 82,4% jadi aplikasi yang dibangun berbasis android dapat memberikan hasil yang sangat baik dalam memberikan rekomendasi jumlah dosis pupuk POC NASA yang tepat terhadap tanaman kelapa sawit. 2. Hasil penelitian ini telah menghasilkan suatu rekomendasi yang dapat dimanfaatkan untuk mengambil kebijakan dalam menggunakan pupuk POC NASA kemasan 250 ml dengan dosis pemupukan yang direkomendasikan sebanyak 21 botol untuk area lahan 2 Ha atau 11 bobot POC NASA kemasan 250 ml untuk per-hektarnya, dimana luas lahan didapat berdasarkan pada alternatif yang dipilih. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi KEMENRISTEK DIKTI yang telah memberikan dukungan Finansial terhadap penelitian ini sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik. DAFTAR PUSTAKA [1] Rafflegeau, S., Michel-Dounias, I., Tailliez, B., Ndigui, B., & Papy, F. 2010. Unexpected N and K nutrition diagnosis in oil palm smallholdings using references of high-yielding industrial plantations. Agronomy for Sustainable Development, 304, 777-787. [2] Dody, Jayadi & Wahyu. 2011, āAnalisa dan Perancangan Aplikasi Wisata dengan Menggunakan Teknologi QR Code pada Platform Androidā, Binus University, Jakarta. [3] Paramananthan, S. 2013. Managing marginal soils for sustainable growth of oil palms in the tropics. Journal of Oil Palm, Environment and Health JOPEH, 4. [4] Suharta, N. 2017. Karakteristik dan permasalahan tanah marginal dari batuan sedimen masam di Kalimantan. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 294, 139-146. [5] Obi, J. C., & Udoh, B. T. 2012. Nutrient budget for optimal oil palm Elaeis guineensis Jacq yield on coastal plain sands soils of Akwa Ibom State Nigeria. Open Journal of Soil Science, 203, 289. [6] Neli, S., Jannah, N., & Rahmi, A. 2016. Pengaruh Pupuk Organik Cair Nasa dan Zat Pengatur Tumbuh Ratu Biogen Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terung Solanum melongena L. Varietas Antaboga-1. Agrifor, 152, 297-308. [7] Irfanda, M., & Santosa, E. 2016. Peramalan Produksi Kelapa Sawit Elaeis guineensis Jacq. di Perkebunan Sei Air Hitam berdasarkan Kajian Faktor Agroekologi. Buletin Agrohorti, 43, 282-287. [8] Qorry, O. 2018. Kelimpahan dan pola aktivitas kijang muntiacus muntjak, zimmermann 1780 di kawasan hutan konservasi prof. Dr. Sumitro djojohadikusumo pt. Tidar kerinci agung tka Doctoral dissertation, Universitas Andalas. [9] A. Reski Amelia Hidayah ā Pemupukan dan Penentuan Dosis Pupuk Spesifik Lokasi Pada Plasma Perkebunan Kelapa Sawit di Perkebunan PT Unit Perkebunan XIV Luwu Timur Burau, 2017. [10] Alvi, B., Ariyanti, M., & Maxiselly, Y. 2018. Pemanfaatan beberapa jenis urin ternak sebagai pupuk organik cair dengan konsentrasi yang berbeda pada tanaman kelapa sawit Elaeis guineensis jacq. di pembibitan utama. Kultivasi, 172, 622-627. [11] Sudrajat., Fitriya., 2015, āOptimasi Dosis pupuk dolomit pada tanaman kelapa sawit Elaesis Guinneensis Jacq. belum menghasilkan umur satu tahun.ā Jurnal Agrovigor IT Jou Res and Dev, Maret 2021 135 - 146 Ayu, Perancangan Aplikasi Penentuan Dosis Pemupukan Kelapa Sawit Menggunakan Metode Saw Berbasis Android [12] Ruskan, E. L., Ibrahim, A., & Hartini, D. C. 2013. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Hotel Di Kota Palembang Dengan Metode Simple Additive Weighting SAW. JSI Jurnal Sistem Informasi E-Journal, 51. [13] Ristyawan, A., & Indriyono, B. V. 2015. Penerapan Metode Simple Additive Weighting Saw Untuk Pengambilan Keputusan Pemberian Upah Karyawan. SEMNASTEKNOMEDIA ONLINE, 31, 1-2. [14] Dewi, N. K. C., Anandita, I. B. G., Atmaja, K. J., & Aditama, P. W. 2018. RANCANG BANGUN APLIKASI MOBILE SISKA BERBASIS ANDROID. SINTECH Science and Information Technology Journal, 12, 100-107. [15] Song, I. Y., & Froehlich, K. 1994. Entity-relationship modeling. IEEE Potentials, 135, 29-34. [16] Elistri, M., Wahyudi, J., & Supardi, R. 2014. Penerapan metode saw dalam sistem pendukung keputusan pemilihan jurusan pada Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Seluma. Jurnal Media Infotama, 102. BIOGRAFI PENULIS Fitri Ayu Received the Bachelor of Computer Science in 2009 and Master of Information Technology in 2011 from Universitas Putra Indonesia āYPTKā UPI āYPTKā Padang Currently, she has been Lecturer in College of AMIK Mhaputra Riau, the Faculty of Information Engineering of Riau University, and also an Assistant in An-Namiroh Education Foundation, Pekanbaru since 2012. Her current research interest are Programming and Android Applications making. Ari Mustofa Received the Bachelor of engineering from Institut Teknologi Medan in 2009 and Master of Information Technology in 2018 from Universitas Putra Indonesia "YPTK" UPI "YPTK" Padang Currently, she has been a Lecturer in College of AMIK Mahaputra Riau, Research that is of interest right now is programming and making desktop and Android based applications. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication. Jude ObiThe objective of the study was to establish approximate relationships between yield and soil nutrients in oil palm production. The study was conducted in Nigerian Institute for Oil Palm Research NIFOR substation Ibesit ekoi in Oruk Anam Local Government Area of Akwa Ibom State Nigeria. Soil, rainfall and yield data were collected from oil palm plantation established 49, 29, 9 and 0 control years ago in an area underlain by coastal plain sands. Descriptive statistics, analysis of variance and multiple stepwise regression analysis were used to study variations, effect of land use on soil properties at different depths and contributions of various soil nutrients at different depths to the yield fresh fruit bunch FFBā and palm oil of oil palm. Results of coefficient of variability revealed that approx. of the variables were highly variable including available phosphorus, extractable zinc, FFB and palm oil, while others were either least or moderately variable. Oil palm trees influenced soil development with its effect on silt content at 30 - 60 cm depth. Uptake of phosphorus in oil palm land use system decreases with depth. This was further confirmed by the relative contribution of available phosphorus to FFB yield that decreased from the surface of the soil downwards. Extractable zinc contents of oil palm land use were not significantly different from each other ranging between and mgkgā1 but significantly different from the control mgkgā1. In the modeling process, it was observed that the absolute contribution of texture was minimal while exchangeable sodium was highest percent in the quantity of oil palm production. Also extractable copper and zinc were found to have made large contributions to FFB and oil palm. Oil palm Elaeis guineensis is a high-yielding source of edible and technical oils but requires proper knowledge and precise administration of nutrient demands for management of a major production constraint which is soil Rafflegeau Michel IsabelleBertrand TailliezFranƧois PapyThe rising demand for vegetable oil is inducing an expansion of oil palm cultivation in the tropics. In southern Cameroon oil palm smallholdings have been growing fast since the mid-1990s. Now, industrial plantations and smallholdings exist side by side. The current technical advice given to smallholders originates from agroindustrial practices. However, industrial plantations were created by planting on previous forest cover with no food intercrops, whereas for smallholdings food crops are a common previous cover and an intercrop during the juvenile phase. Technical advice used for industrial plantations may therefore not apply to smallholdings. Huge yield differences are observed in oil palm smallholdings, ranging from 2 to 14 thaā1 of fresh fruit bunches, while in industrial plantations yields average 14ā16 thaā1. As no agronomic evaluation to date had explained those variations, we carried out a regional agronomic diagnosis of N and K nutrition on smallholder plots planted with selected oil palms. To prepare leaf samples and determine mineral contents, we used the same standardised method and the same laboratory as the regional industrial plantations. We compared smallholder leaf N and K contents with reference models of critical mineral contents, previously built with data from the high-yielding industrial plantations. Statistical links were also established between nutritional status and practices. Our results showed two groups of oil palm plantations a group with N deficiencies ranging between 80 and 90% of the reference and K deficiencies ranging from 45 to 90% of the reference, and another group with satisfactory N and K status. The N deficiency was statistically linked to food cropping as the previous cover or as an intercrop, whilst K deficiency was qualitatively linked to an absence of K fertilisation. N deficiency is a specificity of oil palm smallholdings that had never been encountered in African industrial plantations. To conclude, the current technical advice given to smallholders is not well adapted. mineral nutritionāregional agronomic diagnosisāoil palm smallholdingsāElaeis guineensisāCameroonānitrogenāpotassiumānutritional status trends in oil palm plantations Il-Yeol SongK. FroehlichThe entity-relationship ER model and its accompanying ER diagrams are widely used for database design and systems analysis. Many books and articles just provide a definition of each modeling component and give examples of the pre-built ER diagrams. As a result, beginners in data modeling have a great deal of difficulty learning how to approach a given problem, what questions to ask in order to build a model, what rules to use while constructing an ER diagram, and why one diagram is better than another. The authors present step-by-step guidelines, a set of decision rules proven to be useful in building ER diagrams, and a case study problem with a preferred answer as well as a set of incorrect diagrams for the problem. These guidelines and decision rules have been successfully used in their beginning database management system courseSari. Pembibitan merupakan tahapan awal dalam budidaya tanaman kelapa sawit, kualitas bibit akan mempengaruhi hasil yang akan diperoleh nantinya. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bibit diantaranya adalah ketersediaan unsur hara yang dapat diperoleh dari pemberian pupuk anorganik dan organik. Pemberian pupuk anorganik tanpa diimbangi pupuk organik dapat merusak sifat tanah, sehingga diperlukan pupuk organik yaitu dengan memanfaatkan urin ternak sebagai pupuk organik cair, dengan menambahkan pupuk organik cair pada tanah, maka dapat membantu proses pertumbuhan tanaman karena pupuk organik cair urin ternak mengandung hormon pertumbuhan bagi tanaman serta mudah diserap tanaman. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Kabupaten Sumedang, pada bulan September 2017 sampai bulan Februari 2018. Ordo tanah yang digunakan adalah Inceptisol. Tipe curah hujan menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson bertipe C dengan ketinggian tempat ±780 m dpl. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok RAK dengan 11 perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali dengan jumlah tanaman di setiap plot 2 tanaman. Perlakuan terdiri dari pemberian urin sapi, kambing dan kelinci dengan konsentrasi 40 mL/L air, 120 mL/L air dan 200 mL/L air, serta perlakuan kontrol tanpa perlakuan dan pemberian pupuk urea 3,3 g/tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan urin ternak memberikan pengaruh baik terhadap pertumbuhan tanaman, yang tercermin dari bobot kering tanaman. Perlakuan urin kambing konsentrasi 40 mL/L air dan 120 mL/L air cenderung berpengaruh baik terhadap bobot kering tajuk, bobot kering akar, dan nisbah tajuk akar bibit kelapa Kunci urin ternak, urin sapi, urin kambing, urin kelinci, kelapa sawit. Abstract. Seedling is an initial stage in the cultivation of oil palm, seed quality will affect the results that will be obtained later. Factor affecting the growth of seedlings of which the availability of nutrients which can be obtained from inorganic and organic fertilizer. Application of inorganic fertilizer without an organic fertilizer balanced can be damage the nature of the soil, necessitating organic fertilizer the urine of livestocks as organic liquid, adding organic liquid fertilizer to the soil, can help the plants to growth because organic liquid fertilizer of livestocks urine contain growth hormone for plants and easily absorbed to the plants. The research was conducted in Experimental Station of Ciparanje, Faculty of Agriculture, Padjadjaran University, Sumedang, from September 2017 to February 2018. Ordo of the soil used is Inceptisol. Precipitation type according to Schmidt and Ferguson's classification of type C with ± 780 meters above sea level altitude. Experiment was using a randomized block design RBD with 11 treatments with 3 replications and the number of plants in each plot of 2 plants. The treatment consists the urine of cows, goats and rabbits with some concentration of 40 mL/L of water, 120 mL/L of water and 200 mL/L of water as well as a comparison treatment, control untreated and the provision of urea fertilizer 3,3 g/plant. The results showed that the utilization some kinds of cattle urine provides a good effect on plant growth, which is reflected from the dry weight of the plant. Treatment goatās urine concentration 40 mL/L of water and 120 mL/L of water tends to affect on the dry weight shoot, dry weight root, and shoot root ratio on seedling oil livestock urine, cowās urine, goatās urine, rabbitās urine, oil Irfanda Edi SantosaKegiatan magang dilakukan di Sei Air Hitam Estate, Rokan Hulu, Riau, pada Februari sampai Mei 2012. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menentukan hubungan karakter agronomi dan agroekologi dengan peramalan produksi kelapa sawit. Kegiatan magang terdiri dari beberapa pekerjaan yaitu sebagai karyawan harian lepas selama tiga minggu, sebagai pendamping mandor selama tiga minggu, dan sebagai pendamping asisten selama enam minggu. Pengamatan khusus dilakukan sebagai kegiatan tambahan misalnya mengevaluasi karakter agronomi dan agroekologi yang mempengaruhi produksi kelapa sawit. Hasil dari uji t-parsial mengindikasikan bahwa terdapat tujuh variabel yang mempengaruhi produksi kelapa sawit pada α=1% dan α=5% yaitu umur tanaman, aplikasi pemupukan, kelembaban udara, kecepatan angin, hari hujan, curah hujan, dan defisit air. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa terdapat enam model persamaan yang dapat digunakan untuk meramalkan produksi kelapa sawit di dan permasalahan tanah marginal dari batuan sedimen masam di KalimantanN SuhartaSuharta, N. 2017. Karakteristik dan permasalahan tanah marginal dari batuan sedimen masam di Kalimantan. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 294, Pupuk Organik Cair Nasa dan Zat Pengatur Tumbuh Ratu Biogen Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terung Solanum melongena L. Varietas Antaboga-1S NeliN JannahA RahmiNeli, S., Jannah, N., & Rahmi, A. 2016. Pengaruh Pupuk Organik Cair Nasa dan Zat Pengatur Tumbuh Ratu Biogen Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terung Solanum melongena L. Varietas Antaboga-1. Agrifor, 152, dan pola aktivitas kijang muntiacus muntjak, zimmermann 1780 di kawasan hutan konservasi prof. Dr. Sumitro djojohadikusumo pt. Tidar kerinci agung tka Doctoral dissertationO QorryQorry, O. 2018. Kelimpahan dan pola aktivitas kijang muntiacus muntjak, zimmermann 1780 di kawasan hutan konservasi prof. Dr. Sumitro djojohadikusumo pt. Tidar kerinci agung tka Doctoral dissertation, Universitas Andalas.Pemupukan dan Penentuan Dosis Pupuk Spesifik Lokasi Pada Plasma Perkebunan Kelapa Sawit di Perkebunan PT Unit PerkebunanA. Reski Amelia HidayahA. Reski Amelia Hidayah " Pemupukan dan Penentuan Dosis Pupuk Spesifik Lokasi Pada Plasma Perkebunan Kelapa Sawit di Perkebunan PT Unit Perkebunan XIV Luwu Timur Burau, 2017.Daricara praktis, pemupukan batang Sawit yang sudah berbuah (usia 4-8 tahun) memerlukan pupuk berupa: 1-1,25 Kg Urea/Nitrogen - N; Dengan bibit kelapa sawit unggul dan dosis pupuk yang benar, insya Allah hasil panen setahun bisa mencapai rata-rata 24 hingga 36 ton per-hektar. Tentunya petani kelapa sawit di Indonesia memerlukan caraPertumbuhan kelapa sawit yang baik tergantung dari budidaya dan pemeliharaannya. Kebutuhan pupuk sawit baru tanam tentu berbeda dengan pupuk setelah sawit siap panen. Metode pemupukan yang digunakan terkait dengan biaya dan investasi dari kelapa sawit itu sendiri. Pemupukan membutuhkan biaya kurang lebih 20% hingga 25% dari seluruh biaya produksi. Defisiensi Unsur Hara Tanaman Kelapa Sawit1. Defisiensi Nitrogen N2. Defisiensi Fosfor P3. Defisiensi Kalium K4. Defisiensi Magnesium Mg5. Defisiensi Boron BPemupukan Efektif dan Efisien untuk Kelapa Sawit Baru Ditanam1. Tanaman Belum Menghasilkan 2. Tanaman MenghasilkanHasil Produktivitas Lebih Baik Bersama Plantation Key TechnologyFAQ1. Mengapa kelapa sawit harus dipupuk?2. Pupuk apa yang rekomendasi untuk tanaman sawit?3. Berapa jarak waktu untuk pemupukan pada tanaman sawit?4. Apa arti 5T dalam pemupukan?5. Masalah apa yang sering terjadi pada pengolahan kelapa sawit? Defisiensi Unsur Hara Tanaman Kelapa Sawit Produktivitas maksimal tanaman kelapa sawit tergantung dari banyak indikator. Dua hal yang paling penting adalah kecukupan hara pada tanaman sawit dan metode pupuk sawit terbaik yang sesuai dosis dan tiap fase pertumbuhannya. Pada tiap tumbuh kembang tanaman kebutuhan unsur hara berbeda dengan dosis tersendiri. Karena, untuk dosis pupuk sawit baru tanam berbeda dengan fase kelanjutannya. Hal ini berhubungan dengan defisiensi unsur hara kelapa sawit. Defisiensi unsur hara adalah kekurangan salah satu atau lebih hara yang dibutuhkan sawit. Penjelasan kekurangan unsur hara tersebut adalah sebagai berikut 1. Defisiensi Nitrogen N Nitrogen menjadi salah satu hara penentu pertumbuhan tanaman dengan ketersediaan yang harus mencukupi. Jika kurang tanaman tidak akan tumbuh optimal dan gulma bisa muncul di sekeliling tanaman inti. Ciri-ciri kekurangan unsur nitrogen antara lain Daun pada sawit warnanya hijau pucat, kemudian kekuning-kuningan. Lama-lama daun tersebut akan menggulung dan jika tidak diatasi akan mati. Pelepah dan tulang daun akan berubah warna menjadi kuning kecoklatan. Tanaman kekurangan unsur N, biasanya dijumpai pada areal rendahan tergenang. 2. Defisiensi Fosfor P Fosfor atau unsur P menjadi penentu sebagai pupuk sawit baru tanam untuk akar dan batang yang kuat. Penyebab dari kekurangan fosfor biasanya karena kurangnya unsur P dalam tanah, unsur P tercuci akibat aliran permukaan Run off, dan pH tanah asam. Tanaman kekurangan fosfor memiliki ciri yang mudah terlihat, yaitu Pertumbuhan batang seperti piramid, meruncing ke atas. Indikasi kurangnya hara P dalam tanah adalah muncul gulma alang-alang, pakis kawat, serta senduduk pada sekitar tanaman yang semakin membuat tanaman tidak tumbuh dengan subur. 3. Defisiensi Kalium K Unsur ketiga pada pupuk terbaik memiliki kandungan unsur K. Jika kekurangan maka hara penentu mutu dan kuantitas akan mempengaruhi produktivitas sawit. Ciri defisiensi dari K yaitu Muncul bintik kuning orange spotingpada daun yang akan terus membesar. Bintik akan menyatu dan menimbulkan bercak besar. Daun terlihat tua dan tajuk makin lama berubah warna oranye. dan makin lama akan menjadi kering, dan mati. Rentan terhadap serangan penyakit 4. Defisiensi Magnesium Mg Unsur Mg berfungsi sebagai hara pendukung pembentukan minyak dalam biji terbaik. Jika terjadi kekurangan pada sawit biasanya untuk daerah dengan curah hujan tinggi di atas mm/tahun. Ciri dari tanaman sawit yang kekurangan Mg, yaitu Daun yang terkena sinar matahari terus menerus akan berubah menjadi kuning cerah secara keseluruhan pelepah bawah Semakin lama menjadi coklat dan mengering. 5. Defisiensi Boron B Boron berguna sebagai pupuk sawit baru tanam pendukung kesehatan akar dan keberhasilan pembungaan dan berkecambah biji. Ciri tanaman yang defisiensi Boron antara lain Helai daun bagian ujung berlipat dan jika sudah defisiensi parah ujung daunnya menjadi keriting dan mengering. Rentan terhadap crown disease yaitu daun ujungnya tidak normal dengan warna hijau gelap. Penggunaan pupuk kimia secara berlebihan dapat merugikan pohon sawit Anda. Maka itu, praktisi perkebunan harus lebih peka untuk memilih pupuk organik, karena manfaat pupuk organik lebih baik, tanaman juga dapat memenuhi unsur hara. Memerlukan metode yang tepat untuk melakukan budidaya kelapa sawit. Salah satunya menggunakan jenis pupuk MOAF yang tepat dosis dari Plantation Key Technology PKT. Pemupukan Efektif dan Efisien untuk Kelapa Sawit Baru Ditanam Kebutuhan pupuk sawit baru tanam memiliki dosis tersendiri. Pada rentang waktu tertentu dengan kebutuhan sesuai fase pertumbuhannya. 1. Tanaman Belum Menghasilkan TBM atau tanaman belum menghasilkan pada usia 1-3 tahun. Penggunaan jenis pupuk sawit dengan pupuk organik MOAF harus tepat dosis dan sesuai dengan kebutuhan tanaman, yang berfungsi sebagai peningkatan pertumbuhan vegetatif tanaman. Adapun cara menghitung dosis pupuk kelapa sawit bisa langsung dengan 2 hingga 2,5 kg per pohon, menjadi 2 hingga 3 kali pemupukan dalam setahun. Cara pemupukan disebarkan merata pada piringan tanaman dengan jarak 30cm hingga 50cm dari pangkal batang sesuai usia tanaman. 2. Tanaman Menghasilkan Tanaman menghasilkan disebut pula TM dengan usia tanaman 4 hingga kurang dari 25 tahun. Penggunaan pupuk MOAF bertujuan untuk peningkatan jumlah janjang dan peningkatan berat janjang. Dosis penggunaan pupuk MOAF adalah 2 hingga 3 kg per pohon untuk tanaman sesuai dengan kebutuhan dari tanaman. Cara pemupukan dengan menaburkan di sekeliling piringan dengan jarak 2 m hingga 2,5 m dari pangkal batang. Pemupukan yang benar sebagai salah satu cara sawit berbuah banyak untuk peningkatan produktivitas. Unsur hara yang terserap dengan baik secara otomatis membuat tanaman lebih optimal pertumbuhan dengan hasil buah sesuai keinginan. Hasil Produktivitas Lebih Baik Bersama Plantation Key Technology Metode pemupukan kelapa sawit harus benar agar efektif dan efisien dan hasil lebih baik dari sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat langsung mengunjungi website kami Plantation Key Technology PKT merupakan perusahaan Research and Solution yang terintegrasi. Mulai dari diagnosa masalah sebenarnya hingga menyediakan solusi praktis secara nyata. Terdapat jaringan riset, laboratorium produksi untuk hasil berteknologi tinggi yang sangat tepat untuk meningkatkan produktivitas kebun. Terdapat 7 langkah keberhasilan dalam PKT ini, yaitu Survey Analysis and problem identification Formulation and solution Report to customer Production and logistic Field control Evaluation Tahapan di atas yang akan membantu peningkatan produktivitas dalam pengendalian hama penyakit. Tak terkecuali dalam tumbuh kembang kelapa sawit. Dengan mengetahui jenis pupuk sawit baru tanam yang baik maka tanaman bisa tumbuh subur dan sehat. Produktivitas akan meningkat dan keuntungan didapat karena pemupukan sangat efektif dan efisien. Semoga pembahasan di atas bermanfaat ya. FAQ 1. Mengapa kelapa sawit harus dipupuk? Karena unsur hara yang tersedia dalam tanah tidak cukup untuk menunjang pertumbuhan tanaman kelapa sawit, sehingga harus diberikan unsur hara tambahan melalui pupuk. Seperti tanaman lain, kelapa sawit membutuhkan pupuk dengan takaran tepat dan waktu tertentu. Dengan pemupukan dapat menunjang pertumbuhan batang, daun hingga akar. Selain itu pupuk berguna untuk memperbaiki kesuburan tanah. 2. Pupuk apa yang rekomendasi untuk tanaman sawit? Pupuk yang paling tepat untuk kelapa sawit antara lain pupuk makro dengan kandungan N nitrogen, P Fosfor, K Kalium dan Mg Magnesium. Kemudian, pupuk mikro dengan kandungan B, Cu, Zn, dan Fe yang sudah ada di dalam pupuk organik MOAF dari PKT dengan dosis yang sesuai. 3. Berapa jarak waktu untuk pemupukan pada tanaman sawit? Jarak waktu dalam pemupukan kelapa sawit diatur dua kali dalam setahun atau satu kali setiap semester. 4. Apa arti 5T dalam pemupukan? 5 T adalah singkatan dari tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara dan tepat tempat. Istilah ini merupakan cara pemupukan efektif dan sangat efisien untuk tumbuh kembang tanaman. 5. Masalah apa yang sering terjadi pada pengolahan kelapa sawit? Masalah yang biasa muncul saat pengolahan sawit adalah kurang dan terbatasnya pada investasi dalam peremajaan. Produktivitas rendah dengan kualitas hasil juga rendah. Selain itu perkembangnya industri hilir belum maksimal sehingga produk turunan sawit terbatas.
Faktorkedua adalah dosis pupuk P yaitu P 1 (23,32 g TSP.tanaman-1 a tau sesuai dosis anjuran), P 2 (15,66 g TSP.tanaman -1 atau 2/3 dosis a njuran), d an P 3 ( 11,66 g TSP.tanaman -1 atau 1/2 dosis